Sunday 9 November 2008

kONSEP MANUSIA DALAM AL-QURAN





Konsep Manusia Dalam Al-Quran
By dr. Liza (140.366.660)
pUSKESMAS BEBER Dinkes Kabupaten Cirebon

Allah menerangkan tentang Manusia dalam Al-Quran antara lain :
a. Manusia menurut surat Al-Mu’minun ayat 12-14, Allah berfirman ”Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati (nutfah) itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani (nutfah) itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging (mudghah), dan segumpal daging (mudghah) itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”
Nutfah yang dimaksud adalah nutfah amsyaj yang terdiri atas unsur nuthfah laki-laki dan perempuan. Laki-laki mengeluarkan sebagian nuthfah dari tubuhnya agar keturunannya berlanjut dan demikian juga wanita, mereka berperan dalam pembentukan nuthfah amsyaj itu dengan kadar yang seimbang. Kemudian Nuthfah masuk ke rahim dan bergantung pada dinding rahim dan ini disebut Alaqah, menurut Ibnu Jauzi dalam kitab Zad Al-Masir, alaqah adalah sejenis darah yang menggumpal kental dan kemudian menjadi Mudhgah (sepotong daging tempat pembentukan janin) yang terbentuk mulai kira-kira minggu ke-empat. Setelah embrio terbentuk mulailah terlihat ciri-ciri pertama susunan syaraf dan aliran darah. Setelah mudhgah , mulailah terbentuk proses permulaan tulang belulang, otot. Dalam buku-buku kedokteran tidak membedakan antara fase mudhgah , tulang dan otot (daging) mereka hanya menyusun dengan standar minggu dan hari serta membagi fase pertumbuhan janin menjadi dua yaitu fase janin (embrio) dan fase fetus, jadi Al-Quran lebih urut dalam menyebutkan kesesuaian urutan terbentuknya proses pembentukan janin. (Izzaddin Taufiq :2006:26, 61, 69 ,70)
Dalam istilah kedokteran Nuthfah laki-laki adalah sperma dan nuthfah wanita adalah ovum, sedangkan alaqah adalah fase perubahan pertemuan ovum dan sperma yang kemudian membelah berkembang dari morula blastula dan blastula inilah yang akan menggantung di dalam rahim. Pada minggu-minggu berikut maka alaqah atau blastula mempersiapkan diri untuk fase Mudhgah.(embrio). Yang mulai pada awal minggu ke empat, dan pada minggu keempat ini sudah terjadi pembentukan yang nyata dari anggota tubuh.
b. Manusia adalah Mahluk yang mengandung unsur Materi dan non materi berbentuk Fisik, otak, psikis yang sebelumnya tidak tau apa-apa kemudian diberikannya pancaindera dan hati, agar mahluk yang beryukur dan berfikir.

Allah berfirman dalam surat An-Nahl ,“ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS.16:78)

Kalau kita mau berfikir lebih dalam , maukah kita menukar panca indra kita contohnya saja kedua mata ini dengan segunung emas, pasti jawabnya tidak, tidak terbilang karunia Allah bagi kaum yang berfikir untuk selalu bersyukur.
c. Allah dengan segala kemurahannya memberikan bentuk dan rupa yang sebagus-
bagusnya kepada manusia. Dalam Al-Quran Allah berfirman

(QS.95:4),”. sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya.” (QS.64:3),” Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq. Dia
membentuk rupamu dan dibaguskanNya rupamu itu dan hanya kepada Allah-lah
kembali(mu). “
Walaupun sudah diberikan rupa yang bagus, kadang manusia tidak pernah puas
dengan segala yang didapatnya, terkadang ingin mengubah hidungnya, matanya,
dan lain-lainnya. Sehingga kadang-kadang merusak yang sudah ada. Sedih
rasanya bila terdengar kabar ada seorang wanita yang meninggal akibat silikon
yang disuntikan di hidungnya oleh orang yang tidak bertanggung jawab sesuai
bidangnya, sehingga menyebabkan syok yang fatal dan berakhir dengan kematian
. Apalagi silikon memang zat yang sudah dilarang penggunaannya untuk urusan
kecantikan manusia dan dapat menyebabkan kanker.
d. Manusia diciptakan Allah sesuai dengan fitrahNya, namun manusia kadang tidak
Mengetahui. Dalam Al-Quran Allah berfirman:

QS 30:30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu
. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
e. Manusia diciptakan Allah sebagai khalifah dibumi (QS.2:30), dan di ciptakan Allah bukan untuk main-main (QS.23:115), melainkan untuk mengembangkan amanah (QS.33:72) dan untuk beribadah kepadaNya (QS.51:56) serta selalu menegakkan kebajikan sekaligus menghilangkan keburukan (QS.3:110) dengan segala tanggung jawab (QS.75:36), Keistimewaan lain manusia adalah memiliki kebebasan luas untuk mengembangkan diri setinggi-tingginya atau serendah-rendahnya (QS.91:7-10), bahkan agama pun tidak dipaksakan kepadanya (QS.2:256). Namun manusia pun dilengkapi dengan banyak kelemahan seperti ketergesah-gesahan (QS.17:11), pembantah (QS.18:54), melampaui batas (QS.10:12), Kikir (QS.70:19), mudah putus asa (QS.41:49), selalu berkeluh kesah (QS.70:20), ingkar (QS.80:17), tidak mau bersyukur (QS.100:6), mudah lalai setelah mendapat nikmat (QS.17:83) Walaupun demikian fitrah manusia adalah suci dan beriman (QS.7:72). Kecenderungan terhadap agama adalah sikap dasarnya (QS.30:30), Dalam keadaan sadar ataupun tak sadar manusia selalu merindukan Allah (QS.39:8; S.39:49), taat, khusuk, tawakal dan tidak ingkar (QS. 17:66-69), terutama bila sedang mengalami malapetaka dan kesulitan hebat (QS.31:32, S.17:66). (Bastaman,1995:56).
Menurut Harun Nasution, manusia tersusun dari unsur materi dan imateri, jasmani dan Rohani, Tubuh manusia yang berasal dari tanah dan ruh atau jiwa berasal dari substansi imateri di alam gaib. Tubuh pada akhirnya akan kembali menjadi tanah atau jiwa akan pulang ke alam Gaib. Dalam Ruh atau jiwa ada yang disebut al-Nafs mempunyai dua daya, daya pikir yang disebut akal yang berpusat di kepala dan daya rasa yang berpusat dikalbu yang berpusat di dada. Daya rasa yang berpusat didada dipertajam dengan ibadah (shalat, puasa, haji, zakat), karena intisari dari semua ibadah dalam islam adalah mendekatkan diri kepada Tuhan yang maha Suci. Yang maha Suci hanya dapat didekatkan oleh ruh yang suci. Ibadah adalah latihan menyucikan ruh atau jiwa. Makin banyak seseorang beribadah secara iklash, makin suci pula jiwa dan ruhnya. Daya pikir atau akal berpusat dikepala dalam sejarah islam diperkuat oleh dorongan ayat-ayat kauniah. Nasution menambahkan jadi manusia menurut ajaran Islam, tersusun dari unsur materi, yaitu tubuh yang mempunyai hayat dan unsur imateri yaitu roh yang mempunyai dua daya, daya rasa di dada dan daya pikir dikepala. Daya rasa, jika diasah dengan baik, mempertajam hari nurani dan daya pikir, jika dilatih, mempertajam penalaran.(Nasution, 1996:37-38)
Dalam konteks keislaman ada empat istilah yang digunakan untuk menyebutkan jiwa , yaitu (1) Hati, (2) Ruh, (3) Nafs, dan (4) Akal, Al-Ghazali memberikan batasan mengenai empat tersebut diatas (Sholeh,2006:124):
a. Hati mempunyai dua pengertian, yaitu : (a)Segumpal daging sanubari yang terletak disebelah kiri dada bersifat material; (b)Bersifat im-material merupakan rasa rohaniah yang halus yang berkaitan dengan hati jasmani
b. Ruh juga mempunyai dua makna, yaitu : (a) Jism atau jasad halus yang bersumber dari rongga hati jasmani, ia beredar keseluruh bagian tubuh; (b) Sesuatu yang halus yang tahu dan mengerti
c. Nafsu mempunyai dua makna , yaitu : (a) Cakupan makna dari kekuatan amarah dan syahwat yang bersifat material; (b) Sesuatu yang halus, yang merupakan hakikat manusia yang bersifat im-material
d. Akal mempunyai dua makna juga, yaitu: (a) Ilmu tentang hakikat segala sesuatu, yang merupakan sifat dari ilmu yang bertempat dalam hati; (b) Sesuatu yang halus, yang merupakan hakikat manusia yang bersifat im-material.
Menurut Psikofisik manusia memiliki komponen jasad dan ruh yang saling terintegrasi Nafs memiliki natur gabungan antara natur jasad dan ruh, bila ia berorientasi dengan natur jasad maka tingkah laku menjadi buruk dan celaka, tetapi bila mengacu pada natur ruh maka kehidupannya menjadi baik dan selamat.(Mujib,2005: 79)
Tabel dibawah ini akan memperlihatkan perbedaan antara jasad, ruh dan nafs

Perbedaan substansi Ruh , Jasad, dan Nafs

NO

SUBSTANSI RUH

SUBSTANSI JASAD

SUBSTANSI NAFS

1

2.

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Adanya di alam arwah (imateri) atau alam perintah (amar)

Tercipta secara langsung dari Allah tanpa melalui proses graduasi

Tidak memiliki bentuk , rupa, kadar, dan tidak dapat disifati

Naturnya halus dan suci (cenderung ber-islam

atau bertauhid) dan mengejar kenikmatan ruhani

Memiliki energi rohani yang disebut dengan al-amanah

Eksistensi energi ruhaniah tergantung ibadah

Eksistensinya memotivasi kehidupan

Tidak terikat oleh ruang dan waktu

Dapat menangkap beberapa bentuk yang konkrit dan abstrak

Substansinya abadi tanpa ada kematian

Tidak dapat dibagi-bagi karena satu keutuhan

Adanya dialam dunia./jasad (materi) atau alam penciptaan (khalq)

Tercipta secara bertahap atau berproses dan melalui perantara

Memiliki bentuk, rupa, kadar dan dapat disifati

Naturnya buruk dan kasar, bahkan mengejar

kenikmatan syahwat.

Memiliki energi jasmaniah yang disebut dengan al-hayah (nyawa/daya hidup)

Eksistensi energi jasmaniah tergantung pada makanan bergizi

Eksistensinya menjadi wadah ruh

Terikat oleh ruang dan waktu

Hanya mampu menangkap satu bentuk kongkret dan tidak mampu menangkap yang abstrak

Substansinya temporer dan hancur setelah kematian

Dapat dibagi-bagi dengan beberapa komponen

Adanya dialam jasad dan ruhani

Terkadang tercipta secara bertahap atau berproses dan terkadang tidak

Antara berbentuk atau tidak, berkadar atau tidak, berkadar atau tidak , dan dapat disifati atau tidak

Naturnya antara baik-buruk , halus-kasar,

dan menikmati kenikmatan ruhani dan syahwat

Memiliki energi rohaniah, jasmaniah

Energi nafsani tergantung pada ibadah, makanan bergizi

Eksistensinya aktualisasi atau realisasi diri

Antara terikat dan tidak mengenai ruang dan waktu

Dapat menangkap antara yang kongkret dan abstrak, satu bentuk atau beberapa bentuk

Substansinya antara abadi dan temporerSU

Antara dapat dibagi-bagi dan tidak

(Mujid, 2005:82).



(Mujid, 2005:82).

T Burchardt (1983) seperti yang dikutif Maumana amjad, menyimpulkan nafs dalam berbagai istilah” bahwa pertama nafs al-kulliyah merupakan nafs yang bersifat universal , termasuk didalamnya semua jiwa individu yang berhubungan dengan ruh dan daya pikir.(akal) . Kedua bahwa al-nafs dalam jiwa terbagi dalam 4 bagian , yaitu al-nafs haywaniyah (nafsu binatang), al-nafs al-ammarah (nafsu amarah) yang berhubungan dengan nafsu, jiwa yang egois, Al-nafs al-lawwamah (jiwa yang sadar akan ketidak sempurnaan) dan nafs Al-Mutma’innah yang berhubungan dengan nafsu yang tenang. (Maumana Amjad, 2006:47)
T burchardt defines the different meaning of Nafs as follows:
1. Al-Nafs al-kulliyah: the Universal soul which includes all individual souls, This corresponds to the guarded tablet and is the complement of the spirit al ruh or first intellect and is analogous to the psyche of Plotinus.


2. Al-Nafs the soul, the psyche, the subtle reality of an individual, the ‘I’. As opposes to the spirit or the intellect (Aql) the nafs appears in a negative aspect, because it is made up of the sum of individual or egocentric tendencies. But a distinction os made between: (a) al-nafs al-haywaniyah: the animal soul, the soul as passively obedient to natural impulses; (b) al-nafs al-ammarah bi al-su : the soul which commands man to evil; the passionate, egoistic soul; (c) al-nafs al-lawwamah; the soul aware of its own inperfection and, (d) al-nafs al-Mutma’innah: the soul at peace the soul reintegrated in the spirit and at rest in centainty.

Al-Nafs ini harus selalu diberi nutrisi dan latihan, pengamalan ibadah adalah latihan dan nutrisi agar jiwa dan akal menjadi lebih tenang, al-Nafs muthma’innah.
Hati adalah hati spiritual, contohnya , kita menyebut seseorang yang tulus dan berniat baik sebagai seseorang yang memiliki hati. Hati menurut Frager yang juga seorang musyid sufi dan profesor psikologi pada institute of Transpersonal Psychology, California setelah islam bernama Syekh Raqib al-jerahi, bahwa hati menyimpan percikan roh ilahi didalam diri kita . Karenanya, hati adalah kuil Tuhan. Rumah cinta tersebut disebut hati, Cinta adalah dasar disiplin spiritual sufi.(Frager, 2003:30)
Qalbu atau hati manusia itu menurut Ahmad Tafsir seperti lilin yang menyala, mulanya nyala itu kecil saja. Lilin menyala itu terletak dalam sirr, sirr itu dalam lubb, lubb itu didalam syaghaf, syafgaf itu didalam fu’ad dan fu’ad itu didalam qalb (kalbu) dan seterusnya.(Tafsir,2006:29)
Menurut Hadist, bahwa Rasulullah bersabda dalam hadist qutsi: ” aku jadikan pada manusia itu ada istana (qash). Didalam istana itu ada (shadr), didalam shadr itu ada kalbu (qalb), didalam qalb itu ada Fu’ad , didalam fu’ad itu ada syaghaf, didalam syaghaf itu ada lubb, didalam lubb ada sirr, dan didalam sirr itu ada aku (Ana). Susunan itu lebih jelas dalam gambar diatas. Hadist ini menjelaskan bahwa aku menjadi inti. Aku didalam hadist ini adalah Allah yang bersifat Ilahiyah.
Organ di dalam tubuh yang dihubungkan dengan qalb adalah heart (jantung), Quran mengatakan 22:46,”maka apakah mereka tidak berjalan dimuka bumi ini, lalu mereka mempunyai hati dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar ? karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta tetapi yang buta adalah hati yang didalam dada.”
Burckhardt (1983) mendefinisikan qalb sebagai organ suprarational yang berhubungan dengan jantung (heart) dan juga otak (brain).
Ketika dada dan hati ini telah bersih dan suci, menurut sufi kita dapat melampaui permukaan luar dan merasakan yang tersembunyi dalam diri. Perilaku yang baik akan membuat hati menjadi lembut dan peka, sedang perilaku yang buruk akan menutup dan mengeraskan hati.
Pengetahuan hati. Nabi muhamad berkata, ”Ada dua jenis pengetahuan: pengetahuan lidah dan pengetahuan hati, pengetahuan yang benar-benar berharga.” di barat, kita terlalu menekankan pada ”pengetahuan lidah,” atau mempelajari buku-salah satu tingkat kecerdasan buatan. Inilah batasan psikologi Barat tradisional, yang belum mengenal pengetahuan yang lebih dalam dari-hati kecerdasan utuh. (Frager, 2003:65)
Frager seorang orientalis yang kemudian menjadi muslim dan seorang sufi menambahkan tentang Takut kepada Tuhan. Hati adalah rumah takwa, yang kerap diartikan dengan ’takut kepada Tuhan.” pada tingkat rendah, takwa bermakna rasa takut terhadap hukuman Tuhan. Bagi kaum sufi, takwa bermakna rasa takut akan kehilangan rasa cinta terhadap Tuhan, rasa kedekatan dengan Tuhan, dan cinta Tuhan. Mereka yang takut kepada Tuhan dalam makna ini menaati perintah Tuhan dengan senang hati, bukan karena rasa takut akan hukuman-Nya. Mungkin terjemahan yang paling tepat adalah ”Menyadari kehadiran Tuhan.” Mereka mengatakan bahwa rasa takut kepada Tuhan membimbing kita melawan keraguan, penyembahan terhadap tuhan-tuhan palsu, ketidaksetiaan, ketidaktulusan dan kemunafikan.( Frager, 2003:66)
Lain dengan Frager, maka Ary Ginanjar Agustian mengemukakan tentang Suara hati, istilah ini menurutnya dasarnya adalah universal dengan catatan bahwa manusia telah mencapai titik Fitrah (God-Spot) dan terbebas dari segala paradigma dan belenggu. Menurut Ary, dengan mencermati Al-Quran surat As-Sajadah ayat 9 dimana Allah meniupkan ruh ciptaan-Nya yang bersifat mulia kepada manusia, maka sebenarnya Allah telah meniupkan pula keinginan-Nya kedalam hati manusia. Dan bila disimak dalam al-Quran syran Al-A’raf ayat 172, yaitu ketika jiwa manusia mengakui dan mengangguk kepada Allah bahwa Allahlah Tuhannya. Anggukan yang membenarkan suara hati itu masih terus berjalan dan masih bisa dirasakan hingga saat ini kecuali hati yang tertutup (Agustian, 2003: 68).
Sekarang ini kita banyak mengenal istilah Kecerdasan spiritual, Kerdasan otak dan kecerdasan emosional. Dalam islam, ibadah adalah cara untuk kita mengembangkan kecerdasan spiritual dan emosional, sedangkan kecerdasan otak kita kembangkan dengan berfikir, bernalar, mengembangkan ilmu pengetahuan. Manusia pun diberi akal untuk berfikir dan mencari rahasia alam semesta yang indah dan penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dalam A-Quran Allah memerintahkan menusia untuk berfikir melihat kebesaran Allah (QS.13:3) “Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”
Manusia harus mengembangkan segala unsur yang ada dalam dirinya, tidak akan sempurna seseorang yang hanya mempunyai fisik yang baik tapi tidak cerdas pikir dan tingkah lakunya. Tidak sehat juga kalau hanya mempunyai kepintaran tapi tidak mau melatih fisik dan mentalnya. Daya rasa dan daya pikir harus diasah dengan baik, karena memang manusia adalah terdiri dari kolaborasi unsur yang harus seimbang dikembangkan.

No comments: